Amalan Sepuluh Hari Terakhir Ramadan

google.com

Nggak terasa yah sebentar lagi kita akan memasuki sepuluh hari terakhir.
Sepuluh hari terakhir radamadan adalah hari yang sangat istimewah. Banyak amalan yang dapat kita lakukan sesuai dengan apa yang RasululLoh pernah lakukan.
Selain itu di sepuluh terakhir ramadan ada malam yang sangat istimewah yaitu malam lailatul qodar, malam di mana seluruh umat muslim menantikan malam tersebut.

Biasanya saat malam lailatul qodar di mana seluruh malaikat turun ke bumi, seluruh umat melakukan ibadah dan membaca alquran sepanjang hari.

Apa saja yang sering dilakuan RasululLoh saat sepuluh hari terakhir ramadan.

Menghidupkan Malam


Menghidupkan malam di sini mengandung kemungkinan bahwa beliau menghidupkan seluruh malamnya atau kemungkinan pula beliau menghidupkan sebagian besar darinya. Aisyah ra berkata:

“Tidak pernah aku melihat beliau (Nabi SAW) melakukan ibadah pada malam hari hingga pagi harinya dan berpuasa selama satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadan.” (HR. Muslim).

Membangun Keluarganya

Rasululloh banyak melakukan ibadah sunah saat malam sepluh terakhir ramadan bersama keluarganya di mana tidak pernah dilakukan di hari biasanya.

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib: dia berkata: “Rasulullah SAW membangunkan keluarganya dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR. Turmudzi)

Mengencangkan Ikat Pinggang

Maksudnya, beliau menjauhkan diri dari menggauli istri-istrinya. Diriwayatkan bahwa beliau tidak kembali ke tempat tidurnya sampai rampungnya bulan Ramadan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas disebutkan bahwa beliau melipat ranjangnya dan menjauhkan diri dari menggauli istri.

Mandi Antara Maghrib dan Isya

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata:

“Pada bulan Ramadan, Rasulullah biasanya tidur dan bangun malam, tapi jika telah masuk sepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan ikat pinggang, menjauhi istri-istrinya, dan mandi di waktu antara Magrib dan Isya.”


Iktikaf

Aisyah berkata:

“Nabi SAW melakukan iktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sampai beliau meninggal. Kemudian, istri-istrinya yang melakukan i’tikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari-Muslim)

Tujuan nabi melakukan iktikaf pada sepuluh hari terakhir adalah untuk menghentikan berbagai rutinitas kesibukannya, mengosongkan pikiran, mengasingkan diri demi bermunajat kepada Allah, berdzikir dan berdoa kepada-Nya. 




Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar