Review Novel Merindu Cahaya de Amstel

 


Judul: Merindu Cahaya de Amstel

Penulis: Arumi E

Tahun terbit: September, 2015

Tebal: 272 halaman

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Kategori: novel Islam

ISBN: 978-602-03-2010-6

***


Assalamualaikum ...

Akhirnya bisa menulis di blog lagi.

Kali ini aku mau review sebuah buku yang filmnya sebentar lagi akan tayang secara nasional.

Novel ini aku pesan langsung dari penulisnya Mba Arumi E, dan dapat tanda tangan plus quote cantik pula.

Saat pertama kali aku lihat postingan Mbak Arumi di Facebook, aku langsung tertarik untuk membeli karena suka dengan cover bukunya yang menurut aku sangat menarik.

Buku ini berkisah tentang seorang gadis Belanda yang akhirnya menjadi mualaf, Marien Veenhoven lalu mengganti namanya menjadi Khadijah.

Khadijah memutuskan untuk menjadi mualaf setelah berkunjung ke rumah temannya yang ada di Turki. Saat itu dia mendengarkan adzan yang saling bersahutan dan membuat hatinya tersentuh.

Perjalanan Khadijah dalam memeluk islam tidaklah mudah, keluarga besarnya menentang bahkan teman-teman dekatnya tapi tidak membuat Khadijah patah semangat. Dan dia tetap berpegang teguh pada prinsipnya untuk menjadi muslimah dengan terus memperbaiki diri.

Lalu ada Nicholaas Van Dijk, seorang fotografer yang tidak sengaja mengambil potret Khadijah yang sedang duduk di Sungai Amstel, ada cahaya dibalik punggung Khadijah saat dia membaca buku lalu diabadikan oleh Nico.

Pertemuan keduanya akhirnya membawa mereka pada sebuah proses kehidupan yang kemudian saling jatuh cinta. Nico sejak awal tidak menyukai islam setelah bertemu dengan Khadijah jadi berubah.

Ada masa lalu kelam yang membuat Nico tidak menyukai islam dan lalu memutuskan tidak memeluk agama apa pun.

Adalah Mala, seorang gadis asal Indonesia yang sedang berkuliah di sana dan lalu berteman denan Khadijah. Mala kagum dengan penampilan Khadijah yang mengenakan hijab dan berpenampilan rapi, tidak seperti dirinya. Meski Mala beragama islam tapi dia tidak pernah sholat dan puasa apalagi saat bulan Ramadhan.

Nico dan Mala akhirnya ke Indonesia, Nico mencari keberadaan ibunya setelah belasan tahun tidak bertemu. 

Novel ini sungguh mengajarkan kita banyak hal, sebagai muslim saat membaca buku ini saya banyak merenung. Bahkan seorang Khadijah yang baru saja mengenal islam begitu antusias dan ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik, dan begitu menyukai islam.

Lalu kita?

Apa kabarnya kita sebagai seorang muslim sejak lahir.

Saya sangat ceritanya yang konon menurut penulis ini adalah kisah nyata. Semoga saja buku ini dapat menginspirasi banyak orang dan terutama perempuan muslim yang belum memahami arti islam sesungguhnya.


Salah satu quote yang sangat saya suka di buku ini :

“Aku berkerudung karena yang kubaca di dalam Al-Quran, perempuan muslimah dianjurkan menjaga tubuhnya sebaik-baiknya. Mengulurkan kerudungnya hingga ke dada. Aku mencoba melakukannya dan ternyata aku merasa nyaman. Aku merasa tenang dan aman. Tapi, aku tidak bisa bilang, sekarang aku sudah menjadi muslimah yang sempurna. Aku masih terus belajar, selamanya akan terus berada dalam keadaan memperbaiki diri”—halaman 99


Wasalam,

Kimi


Posting Komentar

0 Komentar