Selamat Tinggal Pagi, Selamat Datang Senja
Judul Buku : Selamat Tinggal Pagi, Selamat
Datang Senja
Penulis : Anif Khasanah
Penertbit : Laksana
Edisi : Cetakan Pertama,
Juli 2018
Tebal : 256 halaman
Senja adalah aku, bukan kamu atau pun dia.
Jika senja tentang kenangan yang ingin dilupakan, aku
adalah senja yang akan membuatmu selalu terkenang.
Blurb Novel :
“Dia kembali dan aku masih memiliki hati
untuknya, aku..terlalu memberikan hatiku pada seseorang dalam waktu yang lama.
Jadi, aku tidak bisa membuat pilihan waras untuk tetap memilikimu. Karena aku
tidak bisa berbohong dengan diriku lagi. Andai aku memaksakan untuk
mempertahankan pernikahan kita, pasti pada akhirnya kita pun akan bercerai.
Jika tidak, mungkin aku akan selingkuh.”
Bayu seorang
fotografer professional, sangat terpukul karena pernikahannya dengan Cana,
perempuan yang baru dinikahinya selama tiga bulan. Karena sakit hati Bayu
mencoba memutuskan hubungan dengan Cana dan semua hal yang berkaitan dengan
wanita itu.
Ditengah usahanya
menghapus segala kenangan masa lalunya, Bayu berjumpa dengan Kiama, seorang
mahasiswi yang usianya lebih muda tiga belas tahun darinya. Deretan peristiwa
tidak menyenangkan mempertemukan mereka, hingga secara tidak sengaja Bayu harus
terlibat dalam kisah pelik gadis itu.
Membaca novel ini
mengingatkan saya pada kisah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Pernikahan oleh sebagian orang dianggap hanya sebuah status yang dapat di-edit atau di-delete dengan sesuka hati.
Dan seringkali
pasangan suami istri tanpa memperhatikan perasaan satu sama lain, sengaja
melukai orang yang pernah disayangi, dan luka yang teringgal menjadi penyakit
bahkan dendam yang tak berujung.
Alih-alih tidak ingin menyakiti
perasaan satu sama lain, perceraian adalah putusan yang diambil pada akhirnya.
Tapi Bayu
berbeda, meski ia terlalu lama larut dalam dendam dan luka yang sengaja ia
pelihara membuat dirinya semakin terpuruk, menjadi laki-laki yang tak
bertanggung jawab, tidak ingin jatuh cinta lagi.
Kiama menjadi
satu-satunya wanita yang dapat menggetarkan hati Bayu. Kisah dua manusia yang
memiliki banyak perbedaan, dipertemukan dalam sebuah kisah, menggetarkan hati
Bayu kembali pada rasa yang pernah ia tanam, sangat dalam dilubuk hatinya.
Cana, sang mantan
istri yang tidak pernah bisa ia lupakan sepanjang waktu, meski Bayu sering
berkelih bahwa ia sangat membenci wanita itu, namun hatinya tidak dapat
memungkiri bahwa ia masih memiliki rasa terhadap gadis yang pernah berlabuh
dalam hatinya.
Kiama sang
senja..
Cana si pagi..
Membawa kisah
tersendiri dalam kehidupan Bayu.
Selain kisah
percintaan yang menyebalkan, menyenangkan, dan kadang gregetan ketika
membacanya, penulis dengan apik dan cermat menjelaskan karakter semua tokoh
utama, sehingga dengan mudah kita memahami satu persatu tokoh yang ada dalam
cerita novel ini. Selain itu setting
tempat dan lokasi membawa kita seakan merasakan suasana hati para tokoh utama
ketika mereka berada di beberapa tempat, penulis menjabarkannya dengan detail
tempat dan lokasi. Ulasan tentang dunia fotografer dan menulis para tokoh utama
begitu menjiwai dan terkesan hidup,
bukan sekilas tambalan.
Kisah Bayu,
mengajarkan kita banyak hal tentang mencinta, membenci dan memaafkan. Tidak
mudah hidup dengan bayang-bayang masa lalu dengan sebuah pengkhianatan, ada dua
pilihan, pertama mengakhiri hidup atau kedua bertahan hidup. Bayu lebih memilih
menyakiti dirinya sendiri, dan pada akhirnya ia sadar bahwa hidup harus terus
berjalan, melupakan dan memaafkan, setelahnya menjalani hidup dengan menerima
kenyataan.
Pada intinya
kisah dalam novel ini mengajarkan kita untuk memaafkan, melupakan lalu move on, untuk hidup yang lebih baik.
Terima kasih
untuk penulis sudah menceritakan kisah yang romantis dan ending yang manis.
Dan ijinkan saya
berkata untuk Mas Bayu,
“Karena luka hanya dirimulah yang dapat menyembuhkannya."
Kumpulan Puisi dan Quote Novel :
“Pagi itu filosofi, perpisahan antara gelap
dan terang, dan pertemuan antara keduanya juga.
Jika hati yang merindu sudah menemukan belahan
jiwanya maka..
Pagi adalah saksi, antara kisah dua sejoli
yang memulai segalanya..
Pagi ini
Awal ini..”
---- Hal 135
“Kalau dipikir-pikir, semakin saya membenci
atau memikirkan kenangan itu, semakin berat pula saya menjalani hidup. Jadi,
mau tidak mau, bisa tidak bisa, saya juga harus move on”.
----Hal 147
Senja
Menenggelamkan pagi dengan keemasan
Mengubur perih serta kecemasan
Senja,
Menyapaku dengan tangisan
Merayuku dengan kelicancahan
Senja,
Senyummu menggodaku
Teduh matamu menyentuh relungku
Senja,
Mengaburkan duka pagi yang kusesap
Menebarkan suka yang ku harap
Senja,
Aku mencari dan menemukanmu
Aku menanti dan merindumu
Aku kembali merakan getar itu
Aku mendamba cinta itu
Senja itu kamu
Senja itu cintaku
Dan aku mencintaimu
Kiama Senja Dewanto
---- Hal 251-252
Terima Kasih.
0 Komentar
Jangan lupa komentarnya Kakak. Terima kasih sudah memberikan komentar baiknya.