Review Film Black Panther

Sangat sayang kalau saya tidak meninggalkan jejak dari sejarah pemutaran perdana film besutan Marvels Universe ini, Black Panther

Awalnya saya tidak berniat sama sekali untuk menjadi bagian penonton pertama yang menyaksikan Super Hero tersebut semalam.

Seorang teman menawarkan tiket gratis untuk film ini dikarenakan dengan tiba-tiba sore hari dia tidak bisa ikutan nobar, dia harus menjemput ibunya di rumah sakit, untuk menghargai kebaikannya pada akhirnya saya terima tawaran itu.

Seperti biasa saya sudah yakin sekali bahwa Studio XXI malam ini pasti bakalan penuh oleh para pecinta film Marvels. Masih ingatkan dengan film Captain America yang berhasil meraup keuntungan $1.1 miliar dari seluruh dunia dan film tersebut menjadi film terlaris di tahun 2016 dan Black Panther ikut andil dalam perhelatan film tersebut.

Ok.. kembali ke bioskop.

Antrian panjang dan sesak didalam Studio XXI Kuningan City Mall membuat saya tersenyum. Yah.. yah.. film-film Marvels ibarat "Kacang Goreng" di Indonesia. Fans nya sudah tidak bisa diragukan lagi. Dan juga mereka pasti berpikir hal yang sama "Mejadi Penonton Pertama" film Black Panther.

Saya masuk bioskop sudah telat sekitar 7 menit, saya harus antri di Mushola untuk sholat magrib terlebih dahulu. Saya biasa main di sini dan tidak pernah melihat pemandangan antrian di mushola lantai 3 seperti ini. Mungkin karena Black Panther itu 😊😊😊

Bahkan teman saya ingin ikut nobar dan mulai mengantri di loket ternyata layar monitor sudah berwarna merah semua, pada akhirnya kita berpisah, dia melanjutkan makan malamnya saya masuk studio.

Well.. oke.. studio full. Dan saya mendapatkan posisi duduk yang sangat menyenangkan barisan A8, posisi yang bagus untuk menonton di dalam Studio XXI.

Duduk manis dan mulai menikmati film. Scene pertama penulis berusaha memperkenalkan terlebih dahulu siapa seh Black Panther dan keluarganya. Sepanjang 10 menit berjalan, OK.

Lalu saya teringat Comic Marvels yang pernah saya baca di Google, dia adalah salah satu pahlawan super hitam satu-satunya di Marvels comic, T'challa. Buku tersebut dibuat oleh seorang editor bernama Stan Lee dan ilustrasi bernama Jhon Kirby, mereka berdua berhasil membuat tokoh fiksi Black Panther disukai banyak orang. Tokoh fiksinya sendiri menceritakan seorang calon Raja dari Wakanda, negeri fiksi Afrika-Amerika.

Oh jadi seperti ini penampilannya, meski pada film Captain Amerika: Civil War, dia sudah ikut andil hanya sedikit sekali porsinya dan di film ini kita diperkenalkan lebih jauh tentang sosok Black Panther.

Ryan Coogler sang sutradara berhasil menyajikan film berdurasi lebih dari 2 jam ini membuat penontonnya terpukau dengan kecanggihan teknologi dan keindahan pemandangan negeri Wakanda. Awalnya ketika saya membaca salah satu ulasan tentang dipilihnya dia untuk meramu film ini agak sangsi seh. Kenapa?, karena yang saya tahu tentang Ryan, dia adalah sutradara film-film Amerika non laga dalam artian film-film yang dia ramu seperti Rocky dan Creed yang terkenal adalah sebuah film bercerita tentang olahragawan, jadi enggak salah dong gue agak pesimis hehehe..😊😁😀 tapi ternyatah... dia berhasil meramu Black Panther dengan hmmm.. kerenlah!

Didukung para pemain yang ciamik sekelas Chadwick Boseman yang sudah wara wiri didunia perfilman Amerika, membuat film ini menjadikan film yang "OK" untuk ditonton (abaikan tentang super hero Marvel Comic 😊😄😆). Michael B Jordan (Sepupu T'challa), Lupita Nyong'o (Nakia), Danai Gurira (Okoye_Sang Jendral Wakanda), Martin Freeman (Evereet K. Ross_satu-satunya kulit putih difilm ini 😊), mereka berhasil memerankan tokoh pendukung dengan kekuatan karakter masing-masing.

Untuk kisahnya sendiri saya tidak ambil pusing dengan kata lain, saya mengabaikannya karena dari film-film cerita super hero sudah pasti dia adalah jagoan 😂😁 dan alur cerita sudah bisa ditebak, kisah sang raja dalam dunia perfilman yang pasti kalau bukan perebutan kekuasaan pasti rebutan cewek idaman a.k.a putri raja calon ratu 😊, jadi.. saya lebih menikmati tiap detail setting dan kecanggihan para sineas-nya menggarap film Black Panther yang layak kita tonton 😉.

Lokasi shotting filmnya sendiri berlokasi di tiga tempat, Gems Studio, Pinewood Atlanta Studio, dan di Busan, Korea Selatan.

Seru, tegang, memukau, menghibur dan yah... Okelah! Keren.

Ada satu hal yang membuat saya tersenyum menggilitik bukan karena filmnya tapi lebih pada sang pemasaran film ini, mereka memasukkan setting Korea dengan akting bahasa Korea Nakia yang fasih, apa hubungannya.. kalian tahulah.. dunia sudah terkontaminasi dengan para Idol asal Negeri Ginseng itu, mungkin 😁😀.

Dan juga.. pasti menjadi kebanggaan buat penonton pertama semalam adalah film ini belum rilis loh di Amerika, nanti tanggal 16 Februari 2018, sementara di Indonesia 14 Februari 2018.. luar biasa bukan 😊😉.

Noted : Seperti yang saya ceritakan diawal tadi bahwa saya berpikir penonton malam perdana pemutaran film Black Panther adalah penggila film-film Marvel, ternyata enggak. Kenapa?, kalau mereka penggila Marvels mereka akan paham bahwa jangan beranjak dari tempat duduk sebelum layar lebar benar-benar mati 😃😀😂😁. Film besutan Marvels memiliki ciri khas, selalu memberikan sebut saja kisi-kisi atau clue untuk kisah selanjutnya.. Bucky keluar diakhir cerita.

Ada apa dengan Bucky dan Shuri.. kita tunggu saja film selanjutnya.

Wassalam,









Posting Komentar

0 Komentar