Review Novel For One More Day




For One More Day adalah kisah tentang seorang ibu dan anak laki-lakinya, kasih sayang abadi dari seorang ibu, dan pertanyaan berikut ini : Apa yang akan kau lakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kau sayangi, yang telah tiada?

Ketika masih kecil, Charley Benetto diminta untuk memilih oleh ayahnya, hendak menjadi "anak mama atau anak papa, tapi tidak bisa dua-duanya." Maka dia memilih ayahnya, memujanya namun sang ayah pergi begitu saja ketika Charley menjelang dewasa. Dan Charley dibesarkan oleh ibunya, seorang diri, meski sering kali dia merasa malu akan keadaan ibunya serta merindukan keluarga yang utuh.

Bertahun-tahun kemudian, ketika hidupnya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Dia justru dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan. Ibunya yang meninggal delapan tahun silam, masih tinggal disana, dan menyambut kepulangannya seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Begitulah yang tertulis di back cover novel ini. Sebuah novel penuh inspirasi karya Mitch Albom. Setelah sukses dengan karya sebelumnya Tuesday With Morries yang filmnya di produseri oleh Oprah Winfray dan mendapatkan penghargaan bergengsi.
Mitch Albom kemudian menulis kembali novel ini. Pada awalnya aku ragu ingin membelinya. Takut kalau-kalau isi terjemahannya susah dipahami (Pengalaman beli novel terjemahan jelek bahasanya.)
**


Jauh banged belinya di toko Kinokuniya Plaza Senayan tahun 2012 silam tepatnya tanggal 11 Maret. (Hafal soalnya kalau beli buku selalu ditulis tanggal and tempatnya)
Baru sempet di resensi sekarang heheheee...
Novel terbitan Gramedia ini penampakannya biasa aja warna coklat tua terus gambar cowok pakai baju olah raga.
Tahun penerbitan 2007 silam.


Penulisannya sangat sederhana dan mudah dipahami, simple pasti suka bacanya. Ini novel terjemahan yang kesekian aku pernah baca dan novel paling enak dibaca versi bahasa Indonesianya.
Penulis menggunakan POV orang pertama seperti yang kita tahu penulis luar negeri suka menggunakan sudut pandang (POV) orang pertama berbeda dengan penulis Indonesia yang selalu senang menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Chick, panggilan Charley Benetto. Gagal menjadi anak ibunya, gagal menjadi suami serta gagal menjadi ayah yang baik.
Chick seakan di asingkan oleh keluarganya. Setelah berpisah dengan sang istri, Chick hidup sendirian. Anak semata wayangnya Maria Benetto bahkan tak ingin menemuinya lagi.
Chick menjadi pecundang dalam keluarga. Ia bahkan tak di undang di hari pernikahan anaknya sendiri.

Merasa tak berguna ia memutuskan mengakhiri hidupnya.

Cerita kembali ke masa lalu. Masa di mana ia hidup dengan bahagia bersama sang ayah dan ibu serta adiknya. Dari cerita masa kecil Chick dapat diketahui betapa ia sangat menyesal atas semua yang telah ia lakukan dulu terhadap ayah dan ibunya terutama sang ibu.
Ia bertemu kembali dengan ibunya hanya sehari. Mengenang kebersamaan dengan sang ibu. 
Pada saat masa kritis ia dapat bertemu dengan ibunya, walau sehari.

Membaca novel ini mengingatkan kita betapa keluarga sangat berharga dalam hidup kita. Terutama orang tua.

Aku, setelah membaca novel ini berjanji tak akan pernah membuang waktuku untuk tidak menikmati hari bersama bapak dan ibuku.
Kau tahu, kita akan merasa kehilangan setelah kepergian orang-orang yang kita sayangi, kedua orang tua kita. Siapa lagi yang akan kita temui ketika kita dilanda masalah dan tempat mengadu pilu dan bahagia jika bukan dengan kedua orang tua.
Aku hanya ingin mengatakan. Gunakan waktumu sebaik mungkin untuk bersama kedua orang tua kita dan keluarga kita. Jika suatu hari mereka tak bersama kita lagi, setidaknya kita tak akan pernah menyesal karena telah membuang waktu kita tanpa mereka.

Sudah begitu saja..

Novel ini bagus sebagai renungan dan pengingat.
Terima kasih Mr. Mitch Albom telah melahirkan novel sebagus ini.



Ayuuukkk menulis..^^



Posting Komentar

5 Komentar

  1. gunakan waktu dan berbahagialah dengan orang2 yg kita cintai ya,mba. tfs reresensi bukunya

    BalasHapus
  2. sedih ya disuruh milih anak mama atau papa, tp tak bisa kedua2nya :(

    BalasHapus
  3. Wah.. ada tamu ya. Makasih Mba Ila dan Mba Binta, uda bersedia mampir di blog aku.

    Iya Mba Ila.. suka sama gaya tulisannya cara penyajiannya membuat kita jadi ternyub gimanaaaaa gituh.

    Hooh Mba Binta.. novel inspiratif dan TOP.

    BalasHapus
  4. uwooooo merah gonjreng jreng... baru kali ini bertamu ke rumah merah meriah, hehe *heboh sendiri,,,:)

    BalasHapus
  5. Mba Nurin, baru sempat balas. Iya norak yak.. ini sbgai bakti cintaku sm Mak aku yg suka warna merah *narsis* hehehe

    BalasHapus

Jangan lupa komentarnya Kakak. Terima kasih sudah memberikan komentar baiknya.