Review Novel SUNYI



Judul        : SUNYI
Penulis     : Eni Martini dan Ifa Avianty
Penerbit   : Panser Pustaka
Tebal       : 240 Hal
Genre      : Romance

Sebelumnya aku mau berterima kasih kepada kedua penulis novel ini, Mba Eni Martini dan Teh Ifa Avianty atas pemberian novelnya plus tanda tangan serta note singkat dari Teh Ifa "Tetap Membaca" tulisnya di halaman pembuka novel. seakan tersentil, aaahh.. saya memang sudah lama sekali jarang membaca lagi setelah hampir satu bulan karena waktu yang tak bersahabat. Pulang malam pergi pagi, antara Jakarta Kota-Pondok Indah berekendara sepeda motor, capek. *Alasan yah!. tepok jidat sendiri*. Ditampar keras ini mah.. baca Ratna.. baca.. *Memarahi diri sendiri*. Saya akan membaca janji, sesibuk apapun hidup saya nanti. Jiiiiaaahhhh... janji ya. Hihihihi..

Oke, kembali lagi ke topik utama. Novel SUNYI..

Pernahkah kau terkjepit dalam ruang SUNYI..
Tersudut pada pojok SUNYI yang tak teraba namun ada..
Melati, wanita sholeha dengan hijabnya yang luas terbentur kesunyian pada pernikahannya dengan Radit meski mereka telah dikaruniai bidadari cantik.

Malaya, wanita yang terlahir dengan sempurna yang merasa SUNYI di usia 35 tahun karena sang malaikat tak juga luruh dalam dekapannya.

Soraya, wanita shalehah yang sederhana dan bertakdirkan memiliki rahim tandus, harus berbagi hati ketika suaminya, Reza mengajukan izin poligami.. dan ia pun terkais ke kotak SUNYI.

Inikah, perjalanan takdir anak manusia?
Jejak-jejak kecil yang coba ditinggal penuh ketidakberdayaan, asa, perjuangan itu sendiri. Lalu akan  mampukah mereka memecah kesunyian?.
Atau hidup hanya menuju takdir belaka tanpa perlawanan..

Hanya kau perlu tahu, Mala, hidup mengarungi takdirmu, tidak berarti indah selalu.
Seperti apa yang kau lihat padaku, pada Radit.
Yang utama adalah mampu melewati segala takdir Allah dengan kerendahan hati..

Nah demikian tertulis di back cover novel ini.
Sepulang acara Launching novel SUNYI bersama Mba Eni, Teh Ifa, Mba Dhani, Mba Yusi, dan Mba Risma. Dalam Busway, saya tak sabar membacanya. Mba Dhani duduk disebelahku sudah tertidur pulas bersandar pada tiang Busway, sebelumnya ijin pada ku untuk memejamkan mata. Dingin.. karena bersamaan dengan hujan deras diluar sana ditambah AC Busway pun dingin tak terkira. ngeluarin syal, aku lilitkan ke punggung dan akhirnya asyik menikmati novel SUNYI.

Aku tersenyum-senyum membacanya. Hai.. hai... Malaya. DEG! ini sosok banyak sekali kutemui di sekitar hidupku. salah satunya *nunjuk diri sendiri*. Siapa  seh yang mau hidup SUNYI, sendiri.

Dan jreeeenngg, seorang Nicholas Cage datang. Semakin seru, senyum-senyum sendirian dalam Busway.
Bertemu dan langsung melamar, Mbaaaaa Eniiiiiii.. Teh Ifffaaaaaa.. aku juga mau ketemu Reza. *Loh! LOL.

Jadi ngebayangin, Reza bertampang Nicholas Cage pakai songkok sama sarung terus kan dia suka sekali megang janggutnya. *Mak Jleb pingsan kalo dilamar ama Reza kayak gini mah*.

Seru, asyik, mengharu biru. kisah hidup tiga wanita dalam takdir yang tak pernah kita sadari dan bahkan kalau aku sendiri menjadi Malaya pastinya akan berbeda mengambil keputusan. *Maaf ya Mba Eni n Teh Ifa*, aku enggak mau kehilangan Reza. hahahahaaaa...

Hidup adalah pilihan, terkadang manusiawi kita selalu ingin bahagia dari siapapun karena kita berhak untuk bahagia. tapi.. Malaya.. lagi-lagi aku tersentuh dengan semua sikap bijak dan mengalahnya. *Kalau aku pasti gak mau ngalah*. tetot!!

Maaf yah!, aku enggak ceritain detail. takutnya nanti spoiler. Kalian bisa beli langsung aja novelnya kalau penasaran. Asli ini novel bikin gregetan.

Mba Eni, Teh Ifa.. aku juga mau  dapat pelukan dari Kang Reza. Hihihi... *dipelototin Mba Dhani*

Kisah hidup yang sering aku temui dalam kehidupan sehari-hari. TOP Be-Ge-Te.. deh.
Aku suka gaya bahasanya, antara Mba Eni dan Teh Ifa memiliki ciri khas dalam menulis. dan ketika membaca novel SUNYI, bisa di rasakan ini bagian Mba Eni, dan ini bagian Teh Ifa. (Penasaran kan.. sana gih bis baca ini ke toko buku borong novelnya.)

Tapi... tapi... tunggu! Mba Eniiii, Teh Ifaaa... kenapa esksekusinya dibuat seperti itu.. Hwaaa... Padahal udah ngebayangin kalau ada Robert Patinson yang datang buat Malaya. Hahahahaaa.. peace!!

Over all, aku suka sama semuanya. Alur ceritanya, karakternya, settingnya, semuaaaanyaa.. cuma satu aja yang kurang. Reza sama aku aja yah. *Kabur*

Seperti yang selalu ada dalam pikiranku selama ini, kita terkadang tak bisa menghindari takdir hidup kita. Bisa saja suatu saat aku bertemu dengan sosok Reza, dan menjadi wanita kedua karena takdir hidupku. Bisa jadi.. tapi lebih mau lagi ketemu sosok Reza tanpa paket. Hehehe..

Oke.. Selamat menikmati novel SUNYI. Ayoooo serbu sebelum kehabisan. ^^




Posting Komentar

2 Komentar

  1. terima kasih atas resensinya mba ^_^
    Wow, ga boleh ah Reza diambil...*bisa-bisa Melati ngamuk bawa panci *loh, bukan soraya hahahahah

    BalasHapus

Jangan lupa komentarnya Kakak. Terima kasih sudah memberikan komentar baiknya.